Rencana pemerintah yang akan memperluas mandatori iuran Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat) ke sektor pekerja swasta menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Ketua Umum DPP Ikaderi (Ikatan Dewan Pengembang Rumah Berdikari) Yoyo Sugeng Triyogo merespons kebijakan Pemerintah mengenai potongan gaji 3 persen bagi pekerja tersebut.
Menurut pria yang akrab disapa Yoyo ini, pro dan kontra itu hal biasa, apalagi di awal – awal program baru dijalankan, seperti juga program – program kerja lainnya.
“Contohnya BPJS Kesehatan yang pada awalnya menuai pro dan kontra, namun setelah berjalan sekian lama, sekarang masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sangat merasakan manfaat keikutsertaan program BPJS tersebut, bahkan mungkin masyarakat kelas menengah dan atas juga dalam kondisi tertentu juga menikmati fasilitas BPJS tersebut,” ujar Yoyo, dihubungi via telpon, Kamis (30/5).
Sementara untuk Tapera, tambahnya, yang sifatnya adalah tabungan perumahan bagi pekerja yang memenuhi syarat, adalah salah satu solusi dari pemerintah untuk mempersiapkan infrastruktur bagi jalan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat MBR untuk dapat mereka memiliki rumah bersubsidi.
Persoalan menjadi ramai lagi karena bagaimana dengan masyarakat yang sudah memiliki rumah? Tentunya mereka beranggapan tidak memerlukan lagi program tabungan perumahan ini.
“Inilah yang perlu disosialisasikan, nantinya saudara – saudara kita yang telah memiliki rumah ini dapat bisa mendapatkan mengunakan dana yang ada untuk merenovasi dan memaintenance rumahnya agar tetap layak huni. Karena seiring waktu rumah yang dimiliki tanpa pemeliharan yang baik dapat menjadi rumah yang tidak layak huni, sementara MBR banyak kesulitan dari sisi anggarannya, nah dengan Tapera ini diharapkan dapat menjadi solusi juga,” jelas Yoyo.
Menurut Yoyo Tapera juga menjadi solusi percepatan penyelesaian backlog perumahan.
“Seperti kita semua ketahui backlog perumahan di kisaran angka 9 sampai 12 jutaan, sementara program yang ada sekarang seperti FLPP memiliki keterbatasan kuota. Memang perlu solusi cerdas utk menyelesaikannya. Dengan adanya Tapera diharapkan dapat menjadi solusi Percepatan penyelesaian backlog tadi. Dana yang ada di Tapera dapat menjadi sumber dana gotong royong yang dipakai untuk disalurkan bagi memenuhi KPR rumah bersubsidi bagi masyarakat MBR. Karena bukan rahasia lagi Permasalahan Utama adanya backlog perumahan adalah keterbatasan anggaran. Ada tiga program yang dimiliki bisa dimanfaatkan, yakni KPR (Kredit Pemilikan Rumah), KBR (Kredit Bangun Rumah) hingga KRR (Kredit Renovasi Rumah),” terang Yoyo.
Sementara bagi peserta non MBR, kata Yoyo, dana Tapera tadi setelah pensiun di usia 58 tahun dapat kembali di miliki beserta imbal hasilnya yang diperkirakan equivalen bunga deposito.
“Ini program yang harus segera disosialisasikan, familiar di kalangan pengembang dan perbankan tapi di masyarakat umum belum. Tugas Tapera sekarang bagaimana agar seluruh masyarakat mendapatkan informasi manfaat dan keuntungan menjadi peserta tabungan perumahan,” pungkasnya. ***
sumber: https://internationalmedia.co.id/ikaderi-tapera-bisa-jadi-solusi-percepatan-penyelesaian-backlog-perumahan/?fbclid=IwZXh0bgNhZW0CMTEAAR2xWUv6wEg9jp7_BCNiFpUUAvVRx10PYQHT3tSkGtSttc1c_pPoZ3p5Kfw_aem_ZmFrZWR1bW15MTZieXRlcw